Sunday, April 22, 2012

Ini Alasan Wanita Sering Meremehkan Gangguan Seksnya

img
Jakarta, Gangguan seksual sama-sama bisa dialami oleh pria dan wanita. Namun berbeda dengan pria, gangguan seksual pada wanita lebih sulit dideteksi dan kebanyakan wanita cenderung tidak terlalu memusingkannya. Apa yang membuat wanita meremehkan gangguan seksualnya ini?

Sebuah penelitian yang diterbitkan diterbitkan dalam Journal of American Medical Association tahun 1999 menemukan bahwa 43% wanita dan 31% pria mengaku memiliki masalah seksual. Tapi bagi kebanyakan wanita, rendahnya hasrat seksual bukanlah hal yang perlu dicemaskan.

Penelitian menemukan bahwa 30%- 50% wanita mengaku mengalami masalah dengan fungsi seksualnya, namun hanya sekitar 10% yang merasa khawatir atas masalah ranjangnya itu.

"Masalah yang dihadapai pria dan wanita cenderung berbeda. Bagi wanita, masalah terbesarnya adalah perasaan untuk diinginkan," kata Sheryl Kingsberg, psikolog di Case Western Reserve University School of Medicine di Cleveland, Ohio seperti dilansir Live Scicene, Jumat (11/5/2012).

Berbeda dengan wanita, pria cenderung mengalami masalah dengan organ kelaminnya seperti ejakulasi dini dan disfungsi ereksi. Gangguan seksual pria juga umumnya lebih mudah didiagnosa.

Bingung adalah salah 1 alasan mengapa banyak wanita meremehkan gangguan seksualnya. Sebuah penelitian pada tahun 2008 terhadap lebih dari 31.000 orang wanita yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology menemukan bahwa 43% wanita mengalami masalah seksual, namun hanya sekitar seperempat di antaranya yang mempedulikannya.

"Wanita dapat melakukan seks karena puluhan alasan yang berbeda, namun hanya 1 hal yang yang membuatnya merasa senang dan memberikan kepuasan, yaitu keintiman," kata Leonard Derogatis, direktur Center for Sexual Medicine di Sheppard Pratt Health System

Sebuah penelitian yang dimuat Journal of Sexual Medicine meminta 200 orang wanita heteroseksual untuk mengisi kuesioner tentang kualitas hubungan dan kepuasan seksualnya.

Hasilnya menyimpulkan bahwa kedekatan serta tingkat keintiman dengan pasangan mempengaruhi seberapa besar gangguan seksual yang dirasakan wanita.

Para peneliti kemudian menduga bahwa dalam hubungan yang didasari oleh kepercayaan dan keterbukaan, gangguan seksual yang dirasakan tidak terlalu menjadi masalah besar bagi wanita.

Wanita yang cemas tentang kedekatannya dengan pasangan cenderung mengabaikan gangguan seksualnya. Namun wanita yang merasa aman dengan hubungannya akan menempatkan seks sebagai hal yang penting.

Ketika meneliti rendahnya keinginan seksual pada wanita, peneliti menemukan bahwa kedekatan antara pasangan mampu melindungi pasangan dari konflik.

Hal itu bisa jadi disebabkan karena wanita lebih merasa dekat lewat cara-cara non seksual. Atau bisa juga karena ketika wanita mengatakan kepada pasangan bahwa dirinya sedang tidak mood untuk bercinta, pasangannya bisa memahami.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►