Saturday, May 19, 2012

Waspadai Bacterial Vaginosis Pada Perempuan


Kuman bisa berada dimana saja sekalipun di tempat-tempat yang terlihat bersih, kinclong, atau mengkilap. Todak terkecuali pada organ intim kita. Pada vagina perempuan juga juga menyimpan banyak kuman baik yang berfungsi menjaga keasaman dan ph vagina, ataupun kuman yang bisa menimbulkan infeksi pada vagina.

Salah satu kuman pada area kemaluan perempuan yang harus diwaspadai yaitu Bacterial Vaginosis. Kuman pada Miss V ini bisa menyebabkan infeksi kelamin sampai kelahiran bayi prematur.

Menurut Dr dr Ali Sungkar SpOG (K) dalam media edukasi bertema “Laboratorium Mikrobiologi Klinis (LMK) FKUI Berperan Penting dalam Penetalaksanaan Penyakit Infeksi di Indonesia”, dari tiga juta kasus Bacterial Vaginosis (BV), ada sebanyak 800 ribu kasus terjadi pada wanita hamil per tahunnya. Prevalensi BV terjadi secara tinggi pada wanita hamil dan tidak hamil. Untuk wanita tidak hamil, prevalensinya 25-60 persen sementara pada wanita hamil yakni 10-35 persen.

Secara normal, Vagina memang berada dalam lingkungan asam yang ditempati terutama oleh lactobacillus yang memproduksi hidrogen. Namun akibat berbagai faktor seperti lingkungan, perilaku kurang bersih, atau hormonal membuat terdapat beberapa perubahan flora mikrobiologis pada vagina.

Bacterial Vaginosis (BV) biasanya ditandai oleh berkurangnya lactobacillus dan bertambahnya bakteri anaerob gram negatif. Organisme anaerob pada BV, di antaranya adalah mycoplasma himinis, bacteroides spp, mobiluncus spp, dan gardnerella vaginalis. Bertambahnya poliamin menyebabkan bau yang khas pada BV dan peningkatan eksfoliasi atau pengelupasan sel epitel.

Dengan semakin banyaknya BV yang bersarang di Miss V, hal tersebut pun menjadi ancaman bagi para bumil tersebut. Karena, keberadaan BV dari Miss V akan naik ke atas dan kemudian mengontaminasi pada bayi yang ada di kandungan. Jalur potensial yang dapat menyalurkan infeksi tersebut yakni melalui placenta.

Dr Ali menyarankan agar bumil dapat melakukan pencegahan sejak dini dan menjalani perawatan selama hamil. Jika ada perbedaan yang dirasakan pada vagina, sebaiknya segera memeriksakan diri.

Selanjutnya guna melakukan upaya pencegahan, menjaga kebersihan vagina menjadi tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang bisa membuat alat kelamin bermasalah. Sebaiknya jangan mencuci vagina dengan antiseptik dengan tujuan membuatnya steril, karena perlu anda ketahui bahwa sebenarnya Tidak ada vagina yang steril!”

Apabila ingin menggunakan sabun, sebaiknya gunakanlah sabun dengan pH rendah yakni antara 2,5 - 4,5 dimana based-nya adalah acid (asam). Dan untuk melakukannya pun tidak perlu ekstrem memasukkan ke dalam. Cuci saja vagina di bagian luar dan diamkan sejenak untuk memertahankan pH vagina agar tetap keasamannya. Secara otomatis, dia akan mematikan kuman yang tidak perlukan vagina. Jadi, biasakan menjaga kebersihan alat genital anda mulai dari sekarang.

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►